Pati Enggang dan Rio Brani
Pati Enggang adalah cucu nenek orang Selampaung.Sedangkan Rio Brani adalah cucu nenek Sigindo Sakti,menetap di Lempur Tengah, setelah pindah dari Genah padang buku.
Hubungan antara Patih Enggang dan Rio Brani adalah sebagai teman mengembara atau berburu didalam hutan.mereka mengantungkan hidup pada hasil berburu kijang dan rusa.
Sedang Patih Enggang adalah orang yang berkuasa di Selampaung dibawah kekuasaan Rencong Telang Pulau Sangkar.Patih adalah gelar kebesaranya dalam memimpin.
Gelar Rio juga gelar kebesaran.Pada waktu itu orang Lempur tidak diperkenankan memakai gelar Depati oleh orang Pulau Sangkar.
Sebab.Orang Genah Padang Buku adalah pendatang baru.Kekuasaanya,berada di Pulau Sangkar. Mereka wajib tunduk pada kekuasaan Pulau Sangkar.
Diceritakan, Rio Brani adalah orang tangguh.Masuk dan keluar hutan seorang diri.Karena itu pula dinamai Rio Brani.Karena keberanianya luar biasa.
Hubungan baik Patih Enggang dan Rio Brani. Kala mereka berburu dalam hutan.Ketika hendak mau pulang dari berburu.Pada sebuah danau.Kala turun dari Ujung danau,kawasan Saluk wi,danau duo.Karena pertemuan dua orang ini.maka sekarang terkenal dengan nama objek wisata danau duo.
K esepakatan mereka bangun.bahwa danau ini adalah milik mereka berdua.Milik orang lempur juga milik orang Selampaung.
Pada saat istirahat dipenghujung pingiran Danau,kawasan saluk wi.Mereka mengarahkan pandangan pada kawasan sekitarnya.terutama pada kawasan batu belang dikaki Gunung Batuah. Alangkah kaget. Mereka melihat seorang gadis cantik,rupawan, sedang mandi dipenghujung kawasan Batu Belang.Mereka kaget dan heran.
“ Apa yang kau lihat patih” Kata Rio Brani.” Itu, ada seorang gadis cantik sedang mandi di sebelah ujung
Danau ini”ujarnya.” Kalau,memang benar,bagaimana kalau kita taruhan”Imbuh patih.”Taruhan bagaimana”” Siapa yang berani menangkap gadis itu.ialah jadi suaminya”” ok.
Setelah mereka sepakat.Mulai mereka menangkap gadis itu dari permukaan air dengan menyelam pada kedalaman Danau duo.
Kesepakat memilih patih enggang Enggang yang pertama memulainya,dengan cara menyelam.Namun sayang .Pada pertengahan danau,Patih enggang kehabisan nafas,hingga mundur kembali kebelakang.
“ Maaf sobat.Aku tidak bisa.Nafasku tidak sampai untuk mencapai pada tempat gadis itu.Aku mengaku kalah dan mundur.Sekarang giliranmu” Kata Patih Enggang dengan sikap kesatria.
iliran Rio.Ia berhasil menangkap gadis itu, dengan menyelam pada danau duo.Tepatnya menyembul pada permukaan air dan berhasil menangkap gadis cantik rupawan itu.
” Apakah maksud menangkap saya,apa salah saya, kami punya adat, tidak dibenarkan laki-laki memegang perempuan yang bukan isterinya”Kata Cewek cantik ini.
“ Kalau saudari tidak keberataan,Saya ingin jadi suami saudari” Kata Rio Brani. Kemudian Rio Bertanya panjang lebar
“ Saudari dari mana”
“ kami dari golongan jin (dewa)
“ Desa kami dipuncak Gunung Batuah”
“ kedua orang tua saya ada disana”
Rio brani mengarahkan pandangan pada puncak Gunung Batuah.dari kejauhan terlihat jalan berliku dan berkelok penuh keindahan.Kemudian.Rio brani dengan suara lantang memanggil patih Enggang, yang masih berada dipenghujung danau duo. untuk bersamanya. “ Sampaikan pada orang kampung Ujung Tanjung, bahwa saya tidak pulang kekampung halaman lagi, karena saya hendak menikah dan tingal di Gunung Batuah.Tolong berikan pula tombak pusaka ini sebagai bukti cinta negeri dan anjing berburu saya bawa ke Gunung Batuah sebagai teman ” kata Rio Brani pada Patih Enggang setelah berada didekatnya.
“ Kalau begitu,akan saya sampaikan pesan saudara pada orang kampung””Terima kasih,kami akan segera berangkat sobat”
Rio Brani berangkat ke Gunung Batuah dengan gadis dewa jin.dan patih Engang pulang kekampung di Selampaung.
Setelah perkawinan mereka. Sepuluh tahun kemudian memperoleh anak, bernama, Wali Bujang. Kemudian,ia membawa anaknya ke dusun Ujung Tanjung.Setelah wali Bujang dewasa dinikahkan dengan (dewi) Jin dari Gunung Bujang.
No comments:
Post a Comment