Sejarah dan budaya Desa Muak
Gunung Rayah-Adat lamo pusako usang masih terus berkembang seiring zaman yang kian maju.Adat lamo pusako usang dan dinilai klasik memiliki kearifan local dalam menyelesaikan persoalan anak jantan dan anak Batino.Benarkah?
Desa Muak berpenduduk 227 kepala Keluarga.Negeri perbukitan dikenal dengan peradabanya yang tua.Orang mengenal dengan sebutan Jerangkang Tinggi.Sisa-sisa peradaban dapat ditemukan didesa ini.Mulai dari batu lesung.Batu patah,yang telah dijadikan benda cagar budaya.
Dalam kenduri sko digelar Minggu,5 juli 2009,yang diawali dengan menurunkan mandikan pusaka.Acara kenduri sko ini digelar pada setahun sekali.Juga wujud dari pesan Dendam para nenek moyang.Bila sudah menaui padi.Bawa anak kecil dan besar untuk kenduri ditengah
“ Rantai yang menjadikan pusaka.itu adalah Rantai kelebihan Malaikat mengukur dunia. Warna sangat indah.Putih kehitam-hitaman.Memancarkan warna kemilau”Ujar H.Sabri,salah seorang tokoh,yang menurunkan memandikan pusaka ini.Rantai ini telah pula dimodifikasi dengan paduan minyak kelapa dengan jampi-jambi hinga dinilai memiliki khasiat dan wangsit.” Kalau ada anak cucu yang ingin merantau.Mereka datang untuk mendapatkanya,khasiatnya,Tanya aja sama yang pernah mendapatkanya” Imbuh H.Sabri.
” Saya pernah mendapatkan minyak rantai itu,Insyaalah saya merasakan khasiatnya,baik untuk berdagang maupun untuk pengobatan” Ujar Ramadhan tanpa menjelas seutuhnya.Terdapat pula mantiko Harimau.Mantiko ini berupa gigi taring Harimau Tingkis.Konon persahabatan manusia dengan harimau sangat akrab.Harimau ini akan hadir bila diminta untuk membantu.Ini bila terdesak dirantau orang
”, Ia datang bagaikan kilat.Pulang bagaikan petir. Dengan syarat,Bakar kemenyan,mohon bantuan,dan baimbau (Menyeru) dengan menghentakkan kaki tiga kali ditanah”,Tambah H.Sabri sesepuh adat desa Muak.
Setelah diturunka mandikan pusaka desa Muak.Kemudian di simpan dimasing-masing kalbu pemilik kalbu.Ada kalbu Kaluhah dan Timarajo.Kalbu ini lah yang bertanggung jawab dan memelihara benda pusako.yang dipasang di tiang tengah rumah bahagian.
Acara penyumpahan oleh, Depati Tago,Bustami Ilyas,dari Pulau Sangkar,selaku induk kedepatian.Demokrasi dinilai telah hidup.Karena dalam pembentukan telah melalui proses demokrasi,yang sebelumnya dipilih oleh kalbu.Artinya telah melalui proses penyaringan dari anak batino dan anak jantan.
“,Jabatan adalah adalah amanah, Maka peganglah amanah itu dengan baik dan laksanakan seusaai ico dengan pakai.Karena peyumpahan memiliki tanggung jawab baik kepada tuhan maupun pada masyarakat”,Kata Depati Tago, Bustami Ilyas.
Penyumpahan dalam memegang amanah Depati terkesan sangat keras dan beresiko.Karena menyebutkan,bila baik dalam menjalankan jabatan dengan kata-kata seloka adat.”Bila baik dalam menjalankan jabatan dengan mengikuti pantang larang agama dan adat,maka” sehelai daun kayu datang diatas rumah,akan menjadi benda dan harta.Bila tidak baik dalam menjalankan titah adat,akan jadi gelabah (bencana,celaka)”imbuhnya.
Disisi ketuanya,Desa Muak ini keberadaaan tuanya peradaban telah terlihat dengan ditemukan sisa gerabah di Ladang Afdalni Umar,yang ditengarai telah berumur 3.000 tahun sebelum Masehi telah ada kehidupan dikawasan Muak dan sekitarnya.Pengalianpun telah dilakukan dalam dua kali pengalian dengan beberapa orang ahli arkeologi.
No comments:
Post a Comment