Kuda aneh Jujun
Budaya dan mistik
Ada suatu kepercayaan yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Jujun keliling Danau. Bila tidak mengelar cara kenduri pusako. Akan datang dan terdengar ringkihan kuda aneh senja hari mengitari negeri.
Mati dikandung tanah. Hidup dikandung adat. Itulah pepatah dan petitih adat lamo pusako usang. Yang senantiasa terpelihara ditengah kehidupan masyarakat Kerinci. Fenomena adat, yang selalu diterpa globalisasi dan informasi. Namun adat yang dinamis senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Acara kenduri adat, memang terkesan sakral, hingga bila kegiatan kenduri adat tidak digelar, Menurut kepercayaan hidup dan berkembang dalam masyarakat orang gaib marah dan murka.
Desa Jujun, yang mengelar kenduri adat. Untuk mengetahui keberadaan negeri Jujun, Yang terletak di pingiran Danau Kerinci. Jujun. Berasal dari Kata.Jun-Jun. Yang artinya, terjun.Karena dari kawasan Desa sekitar. Terutama dari Muak,Keluru, Tanjung Batu. Mereka harus terjun. Artinya, mereka harus turun untuk mencapainya. Karena Kawasan ini rendah atau Rendah.
Bicara batas wilayah. Dalam Kerapatan Adat Jujun. Daulat Sigindo Kumbang. Mudik dibawah Batu Luncong. Diateh kayu Aho Kepat. Ile dibateh Aur Cino Balahek, Muak. Diateh Talang Pandan. Kedembak ombak dan bedebu, ayik Danau Kerinci. Kedahet pantak Meh (Emas) Renah Sejanit babateh dengan bengkulu.
Menurut keterangan beberapa orang Depati. Terdiri dari delapan orang pemegang waris. Masing-masing Depati Sakti, Abdul Majid. Depati Jayo, Syamsi. Depati jujun, Hasmik. Depati Menco, Aziz. Depati Mentan, Nasution. Depati Kujo, Alifiah. Depati Iman, Mahdi. Depati Terajo, Samsu. Serta pemegang waris kalbu Depati Terajo, Supratman serta Safri Pemangku adat.
Mereka semua mengakui, kisah Jujun bermula dari kisah tiga orang penerima jawatan waris Depati. Yakni, Depati Jujun dengan kembarkan, Ninek mamak Rajo Batuah. Depati Sakti, dengan gelar Rajo Mahkoto Alam. Depati Jayo dengan kembarkannya, Ninek mamak Imam pati.
Dalam beberapa tahun pemerintahan adat. Kemudian datang beberapa pendatang dengan membawa gelar kebesaran. Yakni, Depati Menco, keturunan ninek Sigindo Bujang.dengan ninek mamak Rajo Mudo. Kemudian datang lagi Depati Mentan dari Kubang. Ninek mamak Rajo Pati.
Kemudian tahun 1977. Karena Kenduri Sko memotong sapi. Harusnya kerbau. Hingga menurut kepercayaan membuat masyarakat mengalami sakit. Hasri Nawi, Tokoh adat Jujun mengakui hal itu. “ Waktu itu banyak masyarakat mengalami sakit, karena adanya pemotongan sapi, yang harusnya kerbau” Kata Hasri Nawi.
Kemunculan makluk Gaib.
Dalam lembaran sejarah Jujun. Kisah Mistik. Bila pelaksanan Kenduri Sko tidak dilaksanakan. Ada beberapa teguran. Yakni, penampakan makluk gaib mengitari negeri berkatub empat. Lawang berkatub tiga. Dengan datangnya makluk halus, berupa penampakan wajah Harimau. Babi, kambing, Kerbau berwarna kelabu mengitari kampung Jujun.
Menurut keterangan Hasri Nawi. Penampakan dan Pendengaran yang paling sering terdengar, yakni ringkihan kuda berlari senja dan malam hari tanpa tiada kelihatan penunganngnya. Kampung dikitari dari rute Dusun Baru. Koto Raya. Koto Agung. Ini menunjukan ada suatu pertanda. Ada yang tiada beres. Maka segera mengambil kebijakan.
“ Memang benar. Bila tidak dilaksanakan Kenduri Sko. Makluk halus dan bunyi rikikihan kuda, memang terdengar jelas, mengitari Dusun Baru. Koto Agung, Koto Raya. Membuat masyarakat cemas” Kata Hasri Kepala sekolah lanjutan dua Keliling Danau. Yang juga tokoh adat.
Menurutnya, dengan adanya kenduri sko, penyakit kurang. Karena telah diadakan pengajuan doa kepada alloh, dengan doa tolak bala, dalam acara kenduri sko itu.
Pusako Kalbu dilimau
Dalam acara Kenduri Pusako semua benda pusako bernuansa magis dikeluarkan. Diturun mandikan dengan upacara sangat sacral dan suci. Ada beberapa peningalan pusako, yang masih tersimpan di beberapa kalbu adat Jujun masing-masing pusako Delapan Depati pada rumah pusako.
Pada pusako Depati Jujun terdapat minyak rantai. Menurut keterangan minyak ini banyak diburu ahli kebatinan Kerinci. Karena khasiatnya sangat luar biasa. Terutama mereka yang ingin merantau. Khasiatnya, tahan terhadap senjata tajam. Benda lainnya, bambu Telang Kuning, yang banyak di gunakan untuk ilmu pengasihan.
Sedangkan benda pusako, yang terdapat pada Depati Sakti, yakni berbentuk Emas, sebagai perhiasan pada suatu perhelatan adat perkawinan. Tersimpan dirumah pusako. Lainya, Berupa pusako tambahan dari dunia gaib, Keris. Berbentuk besi Jayo.
Pada kelompok kalbu Depati Jayo. Keris Trisula. Keris tiga mata. Mata berangkai kiri dan kanan. Ketajaman luar biasa. Campuran kuningan dan baja.
Pusako Depati Menco. Gong Besar. Gambaran seni dan budaya yang berkembang ditanah Jujun. Juga ada Gong Kecil, berantai Emas. Gong ini telah hilang dalam area Danau Kerinci. Karena Banjir bandang 1958. tentang Gong ini masih ada di dalam Danau Kerinci.
“ Saya pernah melihatnya. Melalui bantuan Supranatural. Saya melihat gong itu. Dengan menunjukan keris kekawasan itu. Gantungan terbuat dari emas. Saya tidak tahu berapa kilo emas itu” Kata Supratman, pewaris pusako, Depati kalbu Terajo.
Pusako Depati Kujo. Keris sakti. Dengan tulisan incong. Bacaan pada keris ini sampai hari ini belum ada yang bisa membaca. Masih menjadi misteri. Karena belum ada keinginan kalbu membaca tulisan itu.#
No comments:
Post a Comment