Bupati Kerinci,Murasman dan Isteri foto bersama manusia bertopeng |
Jumat,(29/10) Sore kian menyemarakan suasana diarena festival danau Kerinci.Orang-orang terhibur dan senang.Sebuah wajah mendua muncul dari belakang pangung dan orang pun tertawa dan menertawakan.Dibelakang dalam gendongan.Wajah sumringah,ganteng,keras.Tukang gendong.rambut memutih.wajah tua dan menghitam.Tapi tulus.dan pasrah.
Ada sebuah kedalaman makna yang tajam dihadirkan ke hadapan publik.Wajah yang gagah menyuruh orang miskin papa untuk mengendonng/mendukung dirinya.Ia punya kekuasaan.Punya uang dan kekuatan.yang Mengendong simbol penurut tulus dan iklhass dan dinilai bodoh.
Pagelaran kayu aro ini ingin mencoba memberikan sebuah pencerahan dan bernuansa kritik dan punya kedalaman dari bentuk dan cara yang digunakan.Ada sindiran dan membuat terasa sakit,yang hendak dilemparkan kepada publik.Kedalaman makna dapat di pahami buat mereka yang memang mau mempelajari.dan memahami.Karena bahasa yang digunakan sebagai simbol.
Arlis,kepala dinas Disparbud Kerinci menjamaah jenggot manusia bertopeng.Tontonan penuh makna.ada pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik |
Ia menyebut jangan mau menjadi manusia bertopeng.Kasar memang sindirian buat orang paham.Dibalik tontonan yang disuguhkan.ia menyampaikan ketajaman yang menusuk jiwa,luka,ia meminta jangan begitu dan percaya pada type manusia bertopeng.Alasan,ia menyembunyikan wajahnya asli.tapi jahat.
Pesan hendak disampaikan kepada publik,bahwa cermin seseorang terlihat dari ketulusan.jujur dalam berbuat.Ilkhlas.Banyak memberi dengan penuh iklhas dan bukan menerima sebanyak-banyak..Serta jangan Semena-mena kepada orang kecil dan rakyat jelata.
Jangan memanfaatkan kekuasaan dengan menginjak-injak rakyat kecil.Pada hal rakyat kecil lah sebagai pendukung kemenanganya.Jangan jadi manusia bertopeng.Jadilah diri sendiri.
Jangan memanfaatkan kekuasaan dengan menginjak-injak rakyat kecil.Pada hal rakyat kecil lah sebagai pendukung kemenanganya.Jangan jadi manusia bertopeng.Jadilah diri sendiri.
(fot0 dan teks"Jon Hendri)
No comments:
Post a Comment