Sakir menetap sedih
atas anloknya harga Tomat
atas anloknya harga Tomat
MisteriKerinci-Sakir(30) warga Lempur kecamatan Gunung Raya hanya bisa menatap pilu ladang tomatnya.Soalnya,tomat yang ditanam harganya anjlok pada level terburuk.Yang biasanya pada kisaran seribu rupiah.Kini berada pada harga tiga ratus rupiah perkilo.
“Saya menanam tomat 10 Hektar.Yang menghabiskan 60 ball mulsa plastik.Kegiatan ini telah saya lakukan terhitung dari tahun 2002” Katanya membuka bincang dengan Misteri Kerinci,Kamis,7 Mei 2009. diareal perladangan di desa Dusun Tanjung.
Dalam pengakuannya, dalam menanam tomat pada 1 ball Mulsa plastik dibutuhkan modal 4 juta rupiah.ini telah termasuk gaji pekerja dan proses pemupukan dan pemeliharaan.
Menurut Sakir dalam semingu produksi tomatnya mencapai angka 800 ton.Dengan wilayah pemasaran Batam dan padang serta local Kerinci.Dengan jatuh tomat pada level terendah membuat dirinya membuang buah tomat dalam seminggu 100 ton.
“ Karena harga tomat jatuh pada level terburuk,saya terpaksa tomat saya buang dan tidak saya panen dalam semingu 100 ton” Katanya menambahkan.
Rusdi kasim,Ketua Kelompok tani nelayan andalan Kerinci dikonfirmasi belum lama ini memaparkan, bahwa perlu pemikiran dan dukungan pemerintah daerah untuk membuat dan mengadakan pelatihan untuk home industri.
“ Solusi untuk tomat dan ubi Rambat,untuk diadakan pelatihan untuk home industri dalam pengolahan,hingga over produksi yang dialami petani bias diatasi” Ujar Rusdi Kasim.
“Saya menanam tomat 10 Hektar.Yang menghabiskan 60 ball mulsa plastik.Kegiatan ini telah saya lakukan terhitung dari tahun 2002” Katanya membuka bincang dengan Misteri Kerinci,Kamis,7 Mei 2009. diareal perladangan di desa Dusun Tanjung.
Dalam pengakuannya, dalam menanam tomat pada 1 ball Mulsa plastik dibutuhkan modal 4 juta rupiah.ini telah termasuk gaji pekerja dan proses pemupukan dan pemeliharaan.
Menurut Sakir dalam semingu produksi tomatnya mencapai angka 800 ton.Dengan wilayah pemasaran Batam dan padang serta local Kerinci.Dengan jatuh tomat pada level terendah membuat dirinya membuang buah tomat dalam seminggu 100 ton.
“ Karena harga tomat jatuh pada level terburuk,saya terpaksa tomat saya buang dan tidak saya panen dalam semingu 100 ton” Katanya menambahkan.
Rusdi kasim,Ketua Kelompok tani nelayan andalan Kerinci dikonfirmasi belum lama ini memaparkan, bahwa perlu pemikiran dan dukungan pemerintah daerah untuk membuat dan mengadakan pelatihan untuk home industri.
“ Solusi untuk tomat dan ubi Rambat,untuk diadakan pelatihan untuk home industri dalam pengolahan,hingga over produksi yang dialami petani bias diatasi” Ujar Rusdi Kasim.
No comments:
Post a Comment